Relief ukiran yang terletak di bagian selatan candi menggambarkan tentang laki-laki dan candi yang lain menggambarkan tentang wanita. Keistimewaan lain dari candi ini adalah candi Perwata yang meniru bentuk stupa.
2. Candi Plaosan Lor
Candi Plaosan Lor terdiri dari dua candi utama dengan tinggi 21 meter. Panjang tembok yang mengelilingi candi sepanjang 50 meter dan lebar 14 meter. Di tembok ini terdapat gambar Bodhisattva, Kinnara dan beberapa dewa perempuan
Setiap candi mempunyai 6 ruangan yang terbagi dalam 2 tingkat. Di ruangan di lantai bawah terdapat patung Buddha yang terbuat dari tembaga, tetapi sekarang sudah hilang, yang dikelilingi oleh dua patung Bodhisattva. Relief di tembok menggambarkan pemberian. Relic dan benda yang disucikan berada di lantai atas.
Di ruangan yang luas yang terletak di dekat bangunan kedua terdapat patung Buddha dengan berbagai bentuk.
Candi Plaosan Kidul terdiri dari dua bangunan utama. Sebagian dari Kala Makara didekorasi dengan antefixe dan pintu masuk, yang dihiasi dengan motif tumbuh-tumbuhan.
Di dekat candi Plaosan terdapat candi-candi maupun situs-situs yang kurang terpelihara. Sebagian candi maupun situs ini sudah tinggal reruntuhan.
3. Candi Penampehan
Disamping wisata alam, Kabupaten Tulungagung juga memiliki obyek wisata sejarah, salah satunya adalah Candi Penampehan.
Candi Penampehan masih berada di Kecamatan Sendang, tepatnya di desa Geger.
Untuk menuju lokasi tersebut dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun empat.
Pada Candi berteras yang dilindungi pohon Kalpataru Purba ini, terdapat lempengan prasasti Raja Balitung abad IX yang menyebutkan adanya asrama empat kasta, yakni, patung Kili Suci, Asmorobangun, patung Padi, dan Tirta Amerta yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
4. Candi Kedulan
Candi Kedulan terletak dalam koordinat Lintang Utara 07.44.33,7 dan Bujur Timur 110.28.11,1, sekitar tiga kilometer arah barat laut Candi Prambanan. Situs tersebut dikelilingi sawah dan ladang, sementara rumah penduduk tampak dalam radius sekitar 300 meter.
Candi Kedulan mempunyai tipe seperti halnya candi Sambisari yang terletak di dusun Sambisari, Purwomartani Kalasan Sleman. Data otentik berkenaan dengan latar belakang sejarah Candi Kedulan, berupa prasasti ataupun naskah kuno, sampai saat ini belum ditemukan.Bentuk arsitektur candi tersebut mirip Candi Sambisari, tapi dengan seni hias yang lebih kaya. Dari segi hiasannya, justru mendekati hiasan Candi Ijo (Dusun Groyokan, Sambirejo Prambanan) dan Candi Barong (Dusun Candisari, Sambirejo Prambanan).
Kala itu tak ada yang mengira bahwa tanah bengkok di Bulak Perung Dusun Kedulan, Kelurahan Tirtomartani, Kalasan Sleman, Yogyakarta, menyimpan harta yang amat berharga. Gara-gara pemanfaatan tanah kas desa yang tidak begitu subur lantaran dipenuhi pasir itu, apa yang tersimpan di bawah permukaan tanah itu menjadi terkuak.
Penambangan pasir di lokasi tersebut telah menghasilkan temuan situs candi, yang kemudian dinamai Candi Kedulan, sebuah peninggalan kebudayaan Hindu antara abad VIII dan X. Hingga kini upaya ekskavasi atau penggalian terhadap warisan budaya tersebut masih dilakukan.
Hari Jumat 4 September 1993, 13 penambang menemukan susunan batu-batu candi ketika menggali tanah untuk urug pada kedalaman tiga meter. Dari hasil observasi geologi, diketahui candi tersebut terpendam karena tertutup aliran lahar dari letusan Gunung Merapi yang terjadi dalam beberapa periode. Dilihat dari jenis tanah yang menutup candi yang kini telah dibuka atau dilakukan pengerukan, terlihat ada 13 lapis jenis lahar, sehingga diperkirakan lahar yang mengubur candi tersebut berasal dari 13 kali letusan Gunung Merapi.
5. Keunikan candi Kedulan
Ada keistimewaan pada Candi Kedulan, yang terletak pada relief Kala. Di Jawa Tengah, relief Kala tidak punya rahang bawah seperti di Jawa Timur. Namun Candi Kedulan meski terletak di Jawa Tengah, ternyata relief Kala-nya mempunyai rahang bawah. Karena itu diperkirakan, Candi Kedulan dibangun pada akhir periode kerajaan Hindu Jawa Tengah yang bergeser ke Jawa Timur sekitar abad kedelapan dan kesepuluh.
Candi Kedulan sebagai candi Hindu biasanya terdiri atas dua- tiga halaman bertingkat. Petunjuk pagar halaman satu sudah ditemukan di sisi selatan, untuk halaman dua dan tiga masih diselidiki.
Letusan-letusan besar Gunung Merapi di sekitar abad kedelapan hingga kesepuluh telah membenamkan candi tersebut. Bagian dasar candi berada pada kedalaman sekitar tujuh meter.
Karena letaknya tujuh meter di bawah permukaan tanah, maka pada musim hujan candi tersebut terendam air. Air harus dikeringkan sebagaimana yang juga terjadi pada Candi Sambisari.
Di Kabupaten Malang banyak sekali terdapat peninggalan-peninggalan masa lampau. Salah satu diantaranya adalah Candi Singosari. Candi ini terletak di Kecamatan Singosari lebih kurang 11 km sebelah utara dari pusat kota Malang. Candi Singosari/Singhasari kadang disebut pula sebagai Candi Ken Dedes terletak di kota Singosari. Candi Singosari juga merupakan makam Raja Kertanegara (1268 – 1292) sebagai Bhirawa atau dewa Syiwa dalam bentuk ganas.
7. Arca Dwarapala
Di sebelah barat candi Singhasari (kurang lebih 100 Meter) terdapat dua arca besar yang mempunyai tinggi 3,7 Meter yang disebut sebagai penjaga atau lebih dikenal dengan Arca Dwarapala dari sebuah taman yang indah dan luas pada zaman kerajaan Singhasari, yang mungkin mencakup Sumberawan. Yang berada disebelah selatan pada tahun 1980 pernah dinaikkan dari benamannya yang setinggi dadanya.
8. Candi Gebang
Candi Gebang terletak di dusun Gebang, Wedomartani, Ngemplak, Sleman sekitar 11 Km sebelah utara kota Yogya
karta. Nama candi ini diambil dari nama dusun tempat penduduk menemukan Arca Ganesha pada bulan November 1936.
Pemugaran candi Gebang itu sendiri dilaksanakan pada tahun 1937 sampai 1939 oleh Prof. Ir. F.R. Van Romondt. Hal ini terbukti dengan adanya puncak atap berbentuk Lingga Silinder yang ditempatkan diatas bantalan Seroja, disamping itu juga adanya arca ganesha, nandhiswara dan yoni yang masing-masing terletak di relung sebelah barat, relung sebelah timur dan di sebelah kiri pintu masuk dan bilik candi. Sedang bilik dalam utama yang biasanya ditempati oleh dewa yang dipuja, pada candi tidak ada tangga (batu berundak) yang menghubungkan kaki candi dengan bilik utamnya, sehingga bilik tersebut sulit dicapai/disaksikan., yang kesemuanya merupakan ciri khas agama Hindhu. Candi gebang kesemuanya merupakan ciri khas agama Hindhu dan diperkirakan didirikan oleh seorang raja dari Wangsa Sanjaya.
Candi Gebang ini tanpa relief atau polos, ini menunjukkan bahwa candi ini berasal dari periode yang tua (kurang lebih 730-800 M). Bangunan candi berbentuk bujur sangkar dengan satu bilik, berukuran 27,3 m2 atau 5,25m x tinggi 7,75 m. Candi Gebang ini mudah dicapai, karena selain berada diantara komplek perumahan dan pemukiman juga dilewati jalur angkutan umum.
Keunikan Candi Gebang
* Candi Gebang tidak memiliki tangga masuk untuk menuju ke bilik. Diduga bahwa candi ini memang dibangun tidak untuk dimasuki. Jika terpaksa akan dimasuki maka jalan masuk ke bilik dengan menggunakan tangga kayu/bambu.
* Arca Ganesha yang ditemukan di Candi Gebang mempunyai posisi duduk di atas sebuah yoni tersendiri dan terletak di belakang dinding candi.
* Kemuncak candi tidak berbentuk ratna atau stupa. Akan tetapi berbentuk lingga yang ditempatkan di atas bantalan seroja.
* Pada ke empat sudut halaman candi terdapat lingga patok atau lingga semu
Sumber : http://www.potlot-adventure.com