Matano sebagai salah satu danau terdalam di dunia. Tidak mengherankan jika beberapa ilmuwan mengusulkan agar danau ini menjadi world heritage.
Di Danau Matano juga terdapat berbagai jenis flora dan fauna endemik yang masih terjaga dengan baik. Flora dan fauna endemik adalah mahluk hidup yang hanya ditemui di suatu tempat dan tidak ditemukan di tempat yang lain. Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkap bahwa ekosistem danau ini tidak mengalami perubahan yang signifikan sejak 1930 hingga sekarang. Mata Air Danau Matano Dalam bahasa setempat, Matano berarti matanya (sumbernya) air. Masyarakat memercayai bahwa mata air Danau Matano berasal dari Desa Matano. Oleh warga, sumber mata air tersebut telah dibuatkan tembok persegi sehingga menjadi kolam berukuran 8 x 12 meter. Gelembung-gelembung air yang tak henti bermunculan di atas permukaan kolam air, tampak seperti kehidupan yang lahir dari dalam bumi. Masyarakat pun memanfaatkan air bersih dari kolam itu untuk diminum.
Gugusan Pulau di Danau Matano
Hal lain yang menarik dari Danau Matano adalah pulau-pulau yang terdapat di dalamnya. Di pesisir tenggara, tepatnya di daerah Otuno dan Soluro terdapat beberapa pulau seperti Nuha Langkai (Nuha artinya pulau dan Langkai artinya besar; Pulau Besar) dan Nuha Le (Pulau Alang-alang).
Di pesisir barat laut, dekat perkebunan warga yang dinamakan Bure’, terdapat 4 (empat) pulau kecil lainnya, yang disebut oleh beberapa warga sebagai Pulau-pulau Kucing. Pulau-pulau kecil itu tampak seperti taman mini di atas air. Indah dan menawan. Air danau yang bening membuat orang dapat melihat barisan karang berwarna krem dan putih di dalam air. Pengunjung yang lewat di gugusan pulau ini biasanya tak tahan bila tidak menceburkan diri untuk berenang atau sekadar bermain di seputar pulau.
Gua Bawah Air
Gua bawah air adalah salah satu objek paling eksotik di Danau Matano. Di sebuah dinding batu besar, tepat di tepi danau, terdapat lubang besar yang hanya bisa dimasuki dengan berenang. Mulut gua itu tidak besar. Tapi masuk ke dalam ruangan gua, bagaikan masuk ke dunia yang lain. Ruang yang lapang di atas air, ditambah cahaya yang menerobos dari celah kecil di atas gua, memberi kesan yang sangat nyaman bagi mereka yang berani mencobanya.
Di depan mulut gua, terdapat sebuah karang besar di bawah air yang berdiri kokoh bagaikan benteng pelindung bagi gua tersebut. Kesan natural di area gua ini dipertegas lagi oleh juluran akar dan dedaunan pohon yang tumbuh di tepian pantai. Itulah sebabnya, banyak pengunjung Danau Matano menyatakan bahwa bila belum menyaksikan gua bawah air ini, berarti belum benar-benar sampai ke Danau Matano.
Kali Dingin
Kali Dingin, atau sungai yang dingin, merupakan salah satu sungai pegunungan yang alirannya bermuara ke Danau Matano. Keindahan Kali Dingin ini terletak pada airnya yang dingin dan bentuk sungainya yang masih natural. Sungai ini terletak di pesisir utara danau. Tumbuhan unik, semacam kantung semar, dan pohon-pohon besar tumbuh di sepanjang tepian sungai. Singgah sejenak di sungai kecil ini, untuk berenang atau sekadar makan siang akan sangat menyejukkan.
Pantai Kupu-Kupu dan Pantai Salonsa
Kedua pantai ini adalah tempat warga biasa berenang dan bersantai bersama keluarga. Disebut Pantai Kupu-Kupu karena banyaknya kupu-kupu yang berterbangan di sini. Pantai Salonsa terletak di dekatnya, yaitu di kawasan perumahan karyawan PT Inco di wilayah Salonsa. Pantai ini terlihat indah dengan pasir bersih dan pohon-pohon Dengen, pohon lokal yang buahnya berwarna kuning seperti jeruk atau salak, di tepiannya. Pada hari-hari libur, pantai ini biasanya dikunjungi oleh warga sekitar atau pendatang dari tempat lain.
Pantai Ide
Ini adalah pantai di Danau Matano yang paling banyak pengunjungnya. Dilengkapi dengan dermaga yang menjorok ke danau sepanjang hampir 100 meter, pantai ini memungkinkan pengunjung untuk berenang dengan jarak yang bisa diukur dan aman. Dermaga yang dibuat bercabang-cabang membuat pengunjung dapat memilih di mana ia akan berenang, sesuai kedalaman yang dibutuhkannya. Bisa juga hanya untuk sekadar berjalan-jalan santai tepat di atas permukaan air.
Di pantai ini, pada hari-hari dan event tertentu, seperti hari kemerdekaan misalnya, diselenggarakan berbagai aktivitas budaya dan olahraga tradisional. Di antaranya adalah kegiatan tradisional Meopudi, yaitu menangkap ikan Opudi, lomba renang rakyat atau lomba dayung perahu tradisional.
Yatch Club
Yatch Club adalah sebuah dermaga kecil tempat pengunjung mengakses angkutan air seperti raft dan speed boat. Di tempat ini, disediakan pula kano yang bisa dipakai mengitari pesisir pantai sambil berolahraga. Di Yatch Club, pengunjung dapat menyewa speed boat bermuatan 7 orang, untuk mengitari danau selama sehari penuh dengan biaya hingga Rp.1,6 juta. Selain itu di sini juga bisa pengunjung biasanya memulai kegiatan olahraga air lain seperti selancar angin (sailing) dan menyelam (diving).
Dengan berbagai keindahan dan keunikan ini, kelestarian Danau Matano merupakan aset yang perlu terus dijaga. Ini merupakan tanggung jawab semua pihak, baik masyarakat, pemerintah dan PT Inco. Untuk itu, Dr. Arif S. Siregar, Presiden dan CEO PT Inco, pada suatu kesempatan mengatakan, “Kami selalu mendukung penuh upaya-upaya konservasi yang dilakukan untuk melestarikan danau ini, juga kedua danau yang lain.” Semoga Sorowako dan Danau Matano tetap indah, sekarang, besok dan hingga kemudian hari.
Sumber : http://sorowakoku.wordpress.com