Curug Cigamea berlokasi di Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor yang merupakan bagian dari kawasan wisata Gunung Salak Endah. Bila anda mengunjungi kawasan wisata ini dari arah Leuweliang, maka curug Cigamea merupakan air terjun pertama kali yang akan anda temui sebelum kelima air terjun lainnya. Lima ? memang benar, kawasan wisata Gunung Salak Endah memiliki objek wisata enam air terjun (Nangka, Luhur, Cihurang, Ngumpet, Sewu dan Cigamea), satu pemandian air panas (Gunung Picung) dan satu wisata kawah (Kawah Ratu). Untuk menuju ke lokasi air terjun, pengunjung diharuskan berjalan kaki dari areal parkir, melalui jalan menurun +/- 350 meter. Selama dalam perjalanan, setidaknya tercatat tiga air terjun tambahan berada disisi kanan jalan. Masing-masing dengan ketinggan berkisar antara 5 hingga 10 meter namun dengan debit air yang kecil dan berada dibalik rimbunnya daun pepohonan. Kondisi jalan menuju lokasi berupa jalan setapak yang telah terbuat dari batu dan tersusun rapi dalam bentuk susunan anak tangga. Dibeberapa bagian jalan terdapat tempat peristirahatan, untuk melepas lelah sejenak sambil menikmati air terjun dari kejauhan. Warung-warung penjual makanan juga tersedia, siap melayani dengan hidangan sederhana berupa mie rebus atau sekedar secangkir kopi susu panas. Tentunya hal yang tidak bisa kami nikmati mengingat saat itu masih didalam bulan puasa ramadhan
Setibanya dilokasi, nampak jelas bahwa Curug Cigamea terdiri dari dua buah air terjun utama dengan karakter yang berbeda. Air terjun pertama yang lebih dekat dengan jalan masuk, berupa air terjun dengan tebing curam menyerupai dinding dan didominasi bebatuan warna hitam. Tipe air yang jatuh lebih bersifat percikan air yang langsung melimpah jatuh dari atas cukup deras meskipun nampak jelas tidak sederas/sebesar air terjun kedua. Hal ini pula yang menjadikan alasan kolam limpahan air yang berada dibawahnya tidak luas dan dalam, sehingga tidak bisa digunakan untuk berenang. Letaknya yang terbuka, memungkinkan pengunjung untuk berada disisi kiri dan kanan dari air terjun. Air terjun kedua berjarak kurang lebih 30 meter dari air terjun pertama dan berada dicelah tebing. Bebatuan tebing berwarna hitam berpadu dengan corak garis warna coklat kemerah-merahan nampak terlihat jelas dan memberi nuansa sendiri saat melihatnya. Air yang mengalir lebih mirip dengan aliran sungai dengan ukuran lebar yang semakin kebawah semakin melebar dan debit air yang cukup tinggi. Sepintas bila dilihat dari bawah, sumber air yang berada di atas air terjun kedua ini berada sedikit dibawah air terjun pertama, padahal sebenarnya tidak. Dari hasil pengamatan mulai dari masuk lokasi ini, terlihat jelas bahwa air terjun kedua ini memiliki ketinggian yang lebih tinggi dari air terjun pertama, namun karena tertutup oleh rimbunnya pepohonan dan adanya bagian tanah yang sedikit menjorok kemuka, praktis bagian atasnya tidak bisa dilihat saat berada dibawah lokasi. Asumsi saya, sekitar 50 persen dari tinggi sebenarnya air terjun ini, tidak bisa dinikmati dari bawah lokasi.
olam limpahan air yang ada dibawah air terjun kedua ini, memiliki kedalaman dan luas yang cukup untuk sekedar bermain air maupun berenang. Warna air yang biru kehijau-hijauan dibagian tengah kolam menandakan bahwa dibagian tersebut cukup dalam. Bahkan salah seorang pengunjung berusaha memanjat tebing untuk kemudian melompat dari ketinggian 2 meter ke bagian tengah kolam. Cukup ramai pengunjung yang datang pada siang itu. Terkadang tak segan pengunjung pria melepas baju dan celana, hanya memakai pakaian dalam kemudian menyeburkan diri, berenang hingga ke bagian tengah kolam, sementara teman-teman lainnya bersorak-sorai dari tepian kolam.
Curug Cigamea memang menarik untuk dikunjungi baik untuk kelompok kawula muda maupun wisatawan keluarga. Dibadan sungai yang tidak dalam, tampak beberapa anak kecil sibuk bermain air sambil merendam kakinya untuk merasakan kesegaran dan dinginnya air yang ada. Derai tawa menyertai tingkah polah mereka saat sebagian tubuhnya terpecik air oleh siraman teman mainnya. Sayangnya lokasi wisata ini tidak cocok untuk berkemah karena kondisi alamnya yang berupa tebing curam, namun setidaknya menikmati dua air terjun yang berbeda dalam satu lokasi, nampaknya bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk mengunjunginya.
Sumber : http://navigasi.net
Photo: http://images.google.co.id