Goyang Lidah Tahu Gimbal Kediri

Samsul Hadi - detikSurabaya

Kediri - Mendengar kata gimbal, pikiran kita pasti tertuju sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Namun pikiran itu berubah 180 derajat bila kita temui tahu gimbal, makanan khas Kota Semarang. Tahu gimbal ini memiliki padanan rasa gurih dan pedas hingga mampu menggoyang lidah penikmatnya.

Untuk di Kota Kediri, tahu gimbal dapat dinikmati di sebuah kedai kecil kaki lima berlokasi di Jalan Pahlawan Kusuma Bangsa, atau tepatnya di depan Taman Makam Pahlawan Kediri. Setiap porsinya, tahu gimbal dijual seharga Rp 5 ribu.

Sajian tahu gimbal ini terdiri irisan kecil tahu goreng, dadar telor dan sayuran kubis. Selain itu masih ada tambahan dadar kering yang terbuat dari campuran tepung terigu dan udang yang ditaburi bawang goreng dan disiram bumbu sambal kacang.

"Yang menjadikan namanya tahu gimbal ya dadar kering ini. Saya sendiri nggak tahu bagaimana asal usulnya, yang jelas sejak saya kecil namanya ya sudah seperti ini," kata Erna (49), pedagang tahu gimbal di Kota Kediri saat ditemui detiksurabaya.com di warungnya, Minggu (14/6/2009).

Dari campuran tersebut, sajian tahu gimbal memiliki padanan rasa gurih yang kental. Untuk pedasnya didapat dari bumbu sambal kacang yang dicampur cabe rawit. Untuk ukuran pedas dapat disesuaikan dengan selera masing-masing konsumennya.

"Mungkin ini hampir sama dengan tahu lontong. Tapi yang membedakan di sini nggak pakai petis, jadi rasanya gurihnya tidak tercampur aroma udang," jelas Erna.

Erna mengaku telah memulai usahanya sejak 1 tahun terakhir. Saat itu berawal dari hancurnya usaha dagang peralatan sekolah di Semarang. Dia mencoba peruntungan usaha kuliner dengan memanfaatkan keahlian memasak dan pengetahuannya tentang masakan tahu gimbal.

"Sebulan ada di Kediri saya masih bingung mau bekerja apa. Tapi setelah saya lihat tidak ada yang jualan tahu gimbal, saya beranikan diri meski sampai sekarang masih berupa kaki lima," ungkapnya sambil tersenyum.

Setiap harinya Erna mulai buka pukul 07.00 WIB-16.00 WIB sudah mengaku memiliki omzet Rp 400 ribu. Hasil yang diakuinya cukup memuaskan, untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup seorang perantauan.(fat/fat)

Sumber: http://surabaya.detik.com